O V E R T O U R I S M

#8

Oleh: RIZA NOVARA

Beberapa waktu lalu setidaknya ada 2 channel berita yang melabeli “Overtourism” kepada propinsi Bali pada masa liburan akhir-akhir ini.

Apa itu OVERTOURISM?

Overtourism adalah kondisi dimana jumlah wisatawan yang ada di suatu tempat tertentu sudah melampaui daya dukung daerah tersebut. Keadaan overtourism ini sesungguhnya adalah kondisi kualitatitf, dimana sampai saat ini tidak (belum) ada batasan – batasan tertentu yang secara kuantitatif memberikan indikasi suatu daerah mengalami overtourism ini.

Tentu saja pernyataan dari kedua media berita ini langsung dibantah oleh Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali. Dengan menggunakan alasan data menunjukkan bahwa ketersediaan kamar di propinsi ini masih cukup tersedia. Dengan data ini Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali menyimpulkan bahwa Bali belum mengalami Overtourism.

Continue reading

TOURIST INFORMATION CENTER

#7

Oleh: RIZA NOVARA

Salah satu kebutuhan penting bagi seorang wisatawan, khususnya para wisatawan mandiri (wisatawan yang tidak didampingi oleh tour guide atau ikut rombongan yang dikelola oleh sebuah travel agent) adalah INFORMASI. Memang saat ini kita berada dimana informasi dapat mudah dicari melalui gawai kita, tetapi ada beberapa hal yang sering menjadi kendala:

(1) Kadang kala informasi yang tersedia itu terlalu banyak dan keakuratan dari informasi tersebut sangat patut untuk dipertanyakan. Saat ini banyak tulisan mengenai pariwisata di Kota Bukittinggi yang sepertinya ditulis oleh pihak yang belum pernah menginjakkan kakinya di kota itu dan berakibat akurasinya sangat jauh dari kenyataan.

Continue reading

TOUR DE SINGKARAK DEN LAPEH

#6

Oleh: RIZA NOVARA

Beberapa waktu lalu seorang kakak angkatan saya ketika kuliah dan kebetulan beliau adalah mantan pimpinan Dinas Pariwisata Propinsi Sumatera Barat, melalui media sosialnya “mengingatkan kembali” mengenai sebuah event Internasional yang dulu pernah ada di Propinsi Sumatera Barat.

TOUR DE SINGKARAK

Pikiran saya langsung melayang ke beberapa tahun lalu ketika event ini masih berlangsung secara rutin di ranah Minang ini. Ada masa ketika saudara saya dari Jakarta sekeluarga datang ke Bukittinggi “hanya” untuk menyaksikan lomba sepeda yang berskala Internasional ini, dan kami menikmati lomba ini dengan antusiasme yang tinggi. Keberadaan event ini seakan bisa menjadi pengobat keinginan untuk menyaksikan Event Tour De France, sebuah event sejenis yang berlangsung di Perancis, yang telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun dan masih berkibar sampai saat ini.

Event yang berlangsung setiap tahun sejak 2009 ini harus terhenti pada tahun 2019 ketika Covid menyerang hampir seluruh negara di dunia ini. Dan sejak itu sepertinya sangat berat untuk memulai kembali event ini dengan banyak alasan. Walau sempat diupayakan untuk kembali digelar pada tahun 2023 lalu, tetapi upaya itu juga harus kandas karena Kementrian Pariwisata yang selama ini menyandang dana utama event ini, sepertinya tidak mengalokasikan dana untuk kegiatan ini. Sementara itu dilain sisi Pemerintah Daerah Propinsi maupun Kabupaten/Kota juga merasa berat untuk menanggung keseluruhan biaya ini.

Continue reading

SINERGITAS ASOSIASI YANG KUAT DAN PEDULI ADALAH SALAH SATU TIANG MENUJU PARIWISATA YANG BERKUALITAS

Oleh: RIZA NOVARA

Sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, denyut ekonomi di Kota Bukittinggi sebagian besar digerakkan oleh kegiatan Pariwisata. Berbagai kegiatan usaha/bisnis tumbuh di kota ini yang mendukung Industri Pariwisata Kota Bukittinggi. Dimulai dari usaha penginapan, kuliner, penyediaan jasa transportasi, pemandu wisata, toko  souvenir, toko cendera mata, travel agent dan kegiatan usaha yang terkait pariwisata lainnya.

Keberadaan usaha atau bisnis di bidang pariwisata ini juga diikuti dengan keberadaan asosiasi atau perkumpulan yang terkait dengan bidang usaha tersebut. Untuk ukuran kota sebesar Kota Bukittinggi ini sebenarnya keberadaan asosiasi atau perkumpulan ini sebenarnya sudah cukup (kalau tidak mau dibilang sangat banyak).

Continue reading

MASIH PERLUKAH PROMOSI WISATA KOTA BUKITTINGGI?

Oleh: RIZA NOVARA

Apabila kita produsen sebuah produk yang bisa berbentuk jasa atau barang, apakah kita harus melakukan promosi?

Jawabannya adalah TIDAK

Apabila kita produsen produk yang sifatnya monopoli seperti misalnya adalah Listrik, Gas dan sejenisnya, promosi menjadi tidak relevan. Mengapa tidak relevan? Karena disitu tidak ada persaingan, apapun yang terjadi, konsumen tidak mempunyai pilihan lain.

Continue reading

MENGENAL WALKING TOUR

Oleh: Riza Novara

Istilah Walking Tour mungkin masih terasa asing bagi telinga banyak orang, walau sesungguhnya jenis tour seperti ini sudah banyak dilakukan di beberapa negara di Asia, bahkan beberapa kota tujuan wisata di Indonesia pun sebenarnya sudah ada yang melakukan jenis tour seperti ini.

Walking Tour adalah istilah yang dipergunakan untuk jenis tour dimana wisatawan dan tour guide (beserta tour leader) menyambangi beberapa lokasi wisata dengan berjalan kaki. Walking Tour ini mempunyai keunikannya dan mempunyai pangsa pasarnya tersendiri. Dengan berjalan kaki para wisatawan ini bisa secara intim dapat lebih merasakan denyut kehidupan yang terjadi di kota tersebut.

Continue reading

PARIWISATA BERBASIS KEPUASAN WISATAWAN

Apabila kita adalah produsen sebuah produk tertentu, maka kita perlu mengetahui bagaimana komentar dan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Tanpa adanya masukan atau komentar dari konsumen, produsen tidak mengetahui bagaimana sesungguhnya respons dari konsumen. Begitu juga dengan pariwisata, termasuk pariwisata di Kota Bukittinggi. Komentar dan pengharapan untuk pariwisata ini kita dapatkan dari konsumennya yang tidak lain dan tidak bukan adalah wisatawan. Dan feed back atau umpan balik dari wisatawan ini bisa kita dapatkan dari sebuah survei.

Mengapa feed back atau umpan balik dari wisatawan tentang Pariwisata Kota Bukittinggi ini menjadi hal yang penting?

Selama ini kita tidak pernah mengetahui bagaimana pandangan para wisatawan ini terhadap pariwisata Kota Bukittinggi.

Continue reading

TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN VS GELIAT EKONOMINYA

Sebagai sebuah kota yang menjadi tujuan wisata, geliat perekonomian Kota Bukittinggi sangat dipengaruhi dari kegiatan pariwisatanya. Pendapatan Asli Daerah dan kegiatan ekonomi masyarakat di kota ini tidak sedikit yang digerakkan dari kegiatan usaha seperti penyediaan akomodasi, kuliner, souvenir, dan kegiatan sejenisnya.

Ada satu hal yang perlu dipahami bersama bahwa ternyata geliat perkenomian karena pariwisata ini tidaklah selalu berbanding lurus dengan tingkat keramaian/ kunjungan wisatawan ke kota ini. Untuk memahami hal ini kita perlu meninjau karakteristik/ perilaku wisatawan itu sendiri.

Untuk lebih mudahnya mari kita melakukan kategori secara ekstrem, Dimana wisatawan ini kita bagi menjadi 2 kategori. Pertama (kelompok A) adalah wisatawan yang berasal dari daerah atau kota yang tidak jauh (mudah diakses) dari kota ini. Misalnya adalah wisatawan yang berasal dari Kota Padang, Kabupaten Agam, dan kabupaten lainnya sekitar kota ini. Kelompok yang kedua adalah wisatawan yang berasal dari kota/ daerah yang jauh dari kota ini (kelompok B) dimana wisatawan membutuhkan penerbangan atau perjalanan yang memakan waktu cukup lama.

Continue reading

Pengalaman Terbang Padang – Jakarta

Peristiwa ini terjadi pada saat saya melakukan perjalanan dengan mempergunakan LION Air pada tanggal 22 Maret 2012, dengan rute Padang – Jakarta, flight nomor JT 357, berangkat dari Padang pukul 17:50. Pada penerbangan ini saya menduduki kursi nomor 20 F, sisi jendela dari daerah Pintu Darurat di bagian tengah pesawat (bagian tengah pesawat ada 4 buah pintu darurat di deretan kursi nomor 19 dan 20, kiri dan kanan). Semua berjalan dengan baik sampai ketika pesawat menjelang lepas landas. Pengumuman mengenai handphone untuk dimatikan telah dilakukan berulang kali, sampai kemudian pramugari mulai menerangkan penggunaan pelampung (suatu standar sebelum lepas landas),  dering handphone tiba tiba terdengar dari kursi 19 F, yang berada tepat didepan saya (sebut saja bapak A). Pramugari yagn bertugas secara tegas langsung menegur bapak A, agar dengan segera mematikan handphonenya. Saya tidak tahu persis apa yang terjadi, tapi deringan tersebut kemudian terhenti.

Pesawat kemudian mengudara, dan ditengah – tengah perjalanan tersebut tiba – tiba deringan hendphone tersebut kembali terjadi dari kursi 19 F tersebut, tapi sepertinya bapak A mengabaikan bunyi handphone tersebut, saya sempat memperhatikan bahwa penumpang di kursi sebelahnya (19 E), sempat menoleh dan mencoba menyimak asal bunyi handphone tersebut, tidak terjadi apa – apa, kemudian dering handphone pun berhenti.

Peristiwa-peristiwa tersebut tidak berarti apa – apa jika dibandingkan dengan peristiwa yang terjadi kurang lebih 15-20 menit menjelang mendarat. Bapak A yang sepertinya sempat terlelap tidur dengan selonjoran, tiba – tiba meraih dan bergantung pada pegangan pintu darurat untuk membantu mengembalikan posisinya untuk duduk secara tegak kembali. Peristiwa yang terjadi sangat singkat ini betul – betul membuat darah saya terbang entah kemana…… Alhamdulillah pintu darurat tidak terbuka karena handle tersebut dipakai untuk bergantung sementara. Sayang sepertinya hanya saya yang melihat peristiwa tersebut terjadi. Sejak saat itu sampai pesawat benar-benar mendarat, saya tidak bisa tenang, yang ada di kepala saya hanyalah satu, jangan sampai hal tersebut terjadi lagi, dan saya harus memperhatikan apa yang dilakukan oleh bapak A ini. Untungnya sampai pesawat mendarat tidak ada peristiwa “sinting” lagi yang terjadi dari kursi tersebut.

Saya sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi atau ada dikepala bapak A tersebut, karena segala penjelasan telah dilakukan oleh pramugari dengan sangat jelas, termasuk informasi agar para penumpang di daerah pintu darurat tidak diijinkan menyentuh pintu darurat tersebut, tanpa instruksi dari pramugari (tentunya dalam kondisi darurat). Jadi dalam hal ini para pramugari dan maskapai telah melakukan kewajibannya dengan baik, masalahnya adalah kadang ada orang yang tidak peduli dan menyepelekan hal yang sebenarnya adalah penting.

Mungkin salah satu cara untuk mencegah hal ini terulang kembali adalah dengan benar-benar menyeleksi orang yang akan duduk di daerah penting ini, diperlukan suatu kesadaran dan kemampuan berpikir yang cukup baik untuk memahami, bahwa ada hal – hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dan bukanlah hal yang sepele, karena ini menyangkut keselamatan banyak orang.